Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2020

Belajar dari Keberhasilan Gerakan Akar Rumput Zapatista

Diambil dari bsnorrell.blogspot.com   Chiapas sebagai salah satu wilayah Meksiko memiliki kekayaan alam yang melimpah dan kesuburan tanah. Komoditas kopi sangat berkembang di daerah tersebut. Serta sumber daya minyak melimpah menyebabkan daerah ini banyak diminati. Tak terkecuali pada saat penajajahan Spanyol, wilayah ini sangat diincar. Setelah Penjajahan Spanyol pun wilayah ini mendapat perhatian oleh pemerintah Meksiko.  Dibalik itu semua Chiapas mempunyai sisi yang kelam. Chiapas termasuk ke dalam wilayah miskin. Masyarakat Chiapas banyak yang menetap di pedalaman dan terpencar-pencar. Sebagian wilayah Chiapas belum terekpos listrik, air bersih dan system drainase. 70% penduduk Chiapas hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian dari itu hidup dalam kekayaan. Merekalah para elit yang diuntungkan karena memiliki lahan luas serta kekayaan alam yang dimanfaatkan untuk mencari keuntungan. Praktik seperti ini sudah dimulai sejak penjajahan Spanyol. Para elit menguasai sumber da...

Rabindranath Tagore: Telaah Kritis Nasionalisme, Negara, dan Pendidikan

Rabindranath Tagore. Diambil dari indianexpress.com   Rabindranath Tagore lahir di India pada tanggal 7 Mei 1861, ia hidup secara berkecukupan dalam materi karena termasuk dalam keluarga Brahmana. Ia merupakan pemenang nobel pertama di Asia dengan kategori “seorang yang lebih besar dari kita”. Masa kecil   dihabiskan di daerah Calcutta India. Tagore merupakan anak ke-empat belas dari lima belas bersaudara. Ia kehilangan sosok ibunda pada saat beranjak remaja. Ayah  dari Tagore sering berpegian jauh untuk perjalanan spiritual dan ziarah. Ayahnya berpergian sampai ke gunung Himalaya. Tagore juga dibesarkan oleh pelayan atau pembantu rumah tangga. Pada saat usianya tujuh belas tahun, Tagore sempat disekolahkan ke luar negeri tepatnya di Inggris. Ia tidak menyelesaikan sekolahnya karena tidak tahan cuaca di Inggris dan juga lebih senang suasana di Bengali. Tagore sudah mulai atau suka menulis pada usia delapan tahun, sehingga pada usia remaja ia sudah banyak menulis bait. I...

Patriarki: Sejarah dan Pengaruh terhadap Perempuan di Indonesia

  Foto diambil pada perayaan Internasional Womens Day Jogja 08/03/19 -oleh Feby Dani  Patriarki merupakan sebuah budaya sosial yang menyatakan bahwa seorang laki-laki dianggap lebih berkuasa atas perempuan dalam segala bentuk. Menurut Alfian Rokhmansyah(2013) di bukunya yang berjudul pengantar gender dan feminisme, patriarki berasal dari kata patriakat, berarti struktur yang menempatkan peran laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral, dan segala-galanya. Narasi yang menganggap perempuan lemah memperkuat budaya patriarkat. Pandangan seperti ini sulit dihilangkan karena sudah melekat dalam kehidupan masyarakat. Perempuan terus mendapatkan tempat kedua di pelbagai bidang kehidupan. Derajat perempuan yang berada di bawah kaum laki-laki menyebabkan perempuan banyak mengalami penindasan baik secara fikis maupun psikis. Pada masa modern saat ini budaya partiarkat bisa kita jumpai pada institusi paling kecil. Dalam konteks keluarga, seorang laki-laki lebih diutamakan ...